9 Kesalahan Umum Perencanaan Keuangan Umur 20-an

Finansialku.com - Masa muda senang-senang, tua kaya-raya. Tentunya jadi impian semua orang bukan? Sayangnya pernyataan itu pencapaiannya tidak semudah mengucapkannya. Banyak yang membahas perencanaan keuangan dari bagaimana cara meraihnya. Tapi kali ini penulis ingin membahas dari kesalahannya, termasuk dari pengalaman pribadi penulis.

Membuat kesalahan selalu akan ada dalam proses hidup dan berkembang. Jack Ma – founder Alibaba.com mengatakan, “tidak apa-apa berbuat banyak kesalahan pada umur 20-an asal kita belajar dari kesalahan yang kita buat.” Akan tetapi, tidak bijaksana apabila kita melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Ini yang harus dicegah.

Setiap generasi memiliki tipe kesalahan yang berbeda-beda. Kebanyakan, berulangnya kesalahan keuangan ini terjadi dari habitual (kebiasaan) dan kebiasaan ini sayangnya biasanya dimulai dari waktu muda. Kita kupas satu persatu kesalahan – kesalahan yang menyangkut proses perencanaan keuangan yang paling banyak terjadi.

1. Terlalu lama mencari jati diri

Biasanya umur 20-an ini rentan terhadap pengaruh lingkungan. Apabila pembaca merasa termasuk yang gampang terpengaruh, pilihlah pengaruh yang baik untuk masa depanmu. Bertemanlah dengan semua orang, tapi pilih lingkaran utamamu yang memberi pengaruh baik untuk perkembangan dirimu.

Keren itu kalau anda bisa mandiri secara finansial, membantu orang yang membutuhkan. Keren itu kalau kita bisa berkarya di waktu muda, bukan keluyuran kesana kesini tapi masih bergantung pada orang tua. Apa kata dunia kalau umur 20-an masih mengandalkan uang saku orang tua terus?

2. Berkenalan terlalu dini dengan utang

Senangnya baru mendapatkan penghasilan sendiri. Boleh saja menyenangkan diri sendiri dengan ‘memberi hadiah’ kepada diri sendiri setelah sekian tahun harus belajar? Boleh saja, tapi batasi porsi dan budgetnya. Penawaran kartu kredit itu seharusnya bisa dipergunakan sebaik mungkin untuk membangun ‘pencatatan’ record kredit yang baik, dimanfaatkan sebagai sarana pembayaran yang praktis, sebagai pencatatan pengeluaran, dan sebagainya. Bukan sebagai seakan-akan uang lebih yang bisa dihabiskan manfaatnya.

Jangan pula membiasakan diri berutang pada teman atau saudara. Lunasi secepatnya apabila ada kebutuhan mendesak (mendesak ini tidak termasuk keinginan belanja yang mendesak! Seharusnya ini pun bisa dicegah dengan perencanaan dana darurat).

Ingat, reputasi diri itu tak ternilai harganya daripada nilai pinjaman anda. Teman atau saudara anda juga memiliki kepentingan pribadi yang harus dipenuhi, dan masing-masing memiliki beban yang mungkin tidak kelihatan. Bila dari muda sudah membiasakan over budget, tidak perlu jadi peramal untuk bisa melihat masa depan yang sudah pasti gelap.

3. Tidak ada inisiatif mengembangkan diri

Kongkow bersama teman-teman dirasa murah. Tapi mengeluarkan uang untuk pengembangan diri dirasa mahal. Ingat bahwa investasi itu tidak hanya melulu ke materi, tapi yang paling penting harus dilakukan terus menerus dan dapat membuat kita berkembang adalah investasi isi kepala.

4. Tidak punya komitmen (janji diri yang kuat)

Komitmen ini tidak hanya untuk menjalin hubungan dengan pacar atau calon pasangan! Tiap orang pasti punya cita-cita untuk mencapai sesuatu. Bedakan antara keinginan dan berkomitmen.

Ingin itu bisa digunakan tanpa melakukan sesuatu, sedangkan komitmen itu akan selalu melibatkan kata kerja aktif yang harus dilakukan terus menerus, yang biasanya melibatkan pengorbanan. Dalam hal ini pengorbanan waktu untuk menunda kesenangan, komitmen untuk membatasi diri bersenang-senang di masa muda.

5. Tidak memiliki tujuan yang jelas

Selalu galau itu merugikan. Daripada galau, catat keinginan-keinginan dan bagi dalam tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Tidak hanya berkeinginan untuk berkecukupan dan mandiri secara finansial, tapi juga cara untuk mencapainya harus terarah.

6. Berinvestasi tanpa belajar

Jangan pernah berinvestasi terhadap sesuatu yang belum diketahui sama sekali. Tapi jangan pula menutup diri untuk mencari tahu. Saat ini banyak sekali sarana yang disediakan, dengan budget terjangkau bisa digunakan.

Salah satunya, belajar di website www.finansialku.com atau bisa memanggil team finansialku untuk memberi pengajaran pribadi perencanaan keuangan secara langsung pada anda atau pada kelompok komunitas anda. Hal ini akan bisa menyelamatkan anda dari mengeluarkan  “uang sekolah” akibat kerugian tidak perlu, yang penulis pernah lalui sebelumnya. Andai internet dulu sudah secanggih sekarang.

7. Menunda untuk memulai

Jangankan untuk menabung atau berinvestasi, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja kurang. Ini mindset salah yang bisa kita bahas terpisah nantinya. Mulai memikirkan mau pensiun bagaimana itu bukan pada saat umur 40-an. Justru makin awal memikirkannya, makin ringan angka yang harus disisihkan.

8. Meremehkan Asuransi

Masih muda kok memikirkan asuransi? Justru makin muda itu masih murah. Ini juga bagian dari komitmen yang harus dilakukan. Akan sangat menyesakkan apabila simpanan kita tergerus karena perlindungan dari perusahaan tempat bekerja tidak mencukupi.

Akan menyesakkan pula apabila saat kita sadar terhadap perlunya asuransi, harga yang harus dibayar sudah sangat mahal. Beli secara bertahap dan konsultasikan pada ahlinya. Ingat, tidak perlu bayar 'uang sekolah’ yang tidak perlu.

9. Maunya serba instan

Karir mau naik instan, sehat mau instan, makan mau instan, kaya mau instan. zaman memang serba instan. Tapi akhirnya, bakal terpaksa makan mie instan terus jika seenaknya sendiri dan tidak mau bekerja keras serta bekerja pintar untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Mie instan itu memang enak, tapi tidak enak kalau terpaksa harus makan mie instan terus karena kondisi keuangan tidak membaik akibat di masa muda tidak memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik. Mau kaya instan akhirnya terjebak pada skema investasi bodong. Mau senang-senang instan akibatnya terlilit utang kartu kredit/KTA. Salah siapa? Kejamnya dunia? Bukan. Salah kita sendiri yang mau serba instan.

Perlu diingat, tahu bukan berarti mau melakukan, mau melakukan bukan berarti berkomitmen untuk melakukan. Kebiasaan disiplin kita tentang perencanaan keuangan dari umur 20-an berperan besar menentukan kondisi keuangan kita di masa depan.



Posting Komentar untuk "9 Kesalahan Umum Perencanaan Keuangan Umur 20-an"